PMI gimana sih, ko bisa kekurangan, emang ga persiapan apa?...
eh kalo donor lagi puasa gimana yah, batal ga yah?...
kalo kita lagi butuh darah pas bulan puasa dan persediaan darah kosong gimana?...
Apa sih donor darah langsung?...
Apa sih donor darah langsung?...
Kita udah donor ko darahnya ga bisa langsung dikasih ke yang sakit, kaya di tv?..
.
Kenapa gitu, PMI ko lelet sih? Banyak Birokrasinya? Berbelit-belit?...
Saya Nyumbang Darah Gratis kenapa pas butuh ko harus bayar? Mahal lagi? PMI Jualan Darah Yah?...
Kalimat tersebut merupakan beberapa pertanyaan yang sering dilontarkan masyarakat saat bulan Ramadhan datang. Terlebih ketika kerabat mereka kesulitan mendapatkan darah di bulan yang penuh hikmah ini.
Seperti yang kita ketahui darah merupakan anugerah dari Allah SWT sebagai pencipta manusia. Meskipun teknologi saat ini sudah maju namun hingga detik ini belum ada pabrik yang mampu membuat darah. Hanya kita sebagai manusia yang dapat memproduksinya, di dalam tubuh kita tentunya.
Jadi saat persediaan darah di PMI atau Bank darah menipis sedangkan permintaan darah meningkat, apa yang bisa kita lakukan? Donor Darah adalah jawabannya. Kita bisa membantu orang yang sedang bertarung dengan penyakit atau bahkan berada pada situasi kritis, dengan darah kita. Selain dapat menolong orang lain donor darah itu bisa menyehatkan tubuh.
Selain bisa mendonorkan darah melalui 211 Unit Donor Darah (UDD) di 210 kabupaten dan kota se-Indonesia, PMI juga menyediakan kemudahan lainnya. Sejak pertengahan Juni 2010, PMI telah membuat Gerai Donor Darah dengan harapan akan memudahkan masyarakat untuk mendonorkan darahnya di tempat-tempat publik dan pusat-pusat keramaian di tengah kota, yaitu Mal dan Kampus.
Hingga kini Gerai Donor Darah telah beroperasi di Mal Senayan City dan di Pasar Tanah Abang (Jakarta), Mal Metropolitan Bekasi (Jawa Barat), Mal Tunjungan Plaza 2 di Surabaya (Jawa Timur), dan di Mal Ratu Indah Makassar (Sulawesi Selatan). Untuk Gerai Donor Darah di kampus terdapat di Universitas Trisakti Gedung C (Jakarta) dan Kampus Universitas Hasanuddin Makassar (Sulawesi Selatan).
Untuk warga DKI Jakarta Kita bisa mendatangi Unit Donor Darah (UDD) PMI di tempat tinggal kita, misalnya di Jakarta bisa ke PMI Provinsi DKI Jakarta di Jalan Kramat Raya nomor 47, Senen, Jakarta. Khusus Bulan Ramadhan ini mobil unit donor darah akan mendatangi masjid di beberapa kawasan di Ibukota. Jadi kita tetap bisa donor darah selepas ibadah sholat tarawih.
Kalo tetiba ada kerabat yang butuh darah padahal sedang puasa kita tetap bisa mendonorkan darah. Loh bagaimana dengan puasa kita? Batal ga yah?
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi DKI Jakarta tertanggal 22 Rabi’ul Akhir 1421 H atau tanggal 24 Juli 2000 M. “Pengeluaran darah dari orang yang sedang menunaikan ibadah puasa, tidak membatalkan atau mengurangi kesempurnaan ibadah puasa orang yang bersangkutan”. Bahkan ditinjau dari sudut fadilah atau keutamaan, memberikan sumbangan darah oleh orang yang sedang berpuasa kepada orang yang membutuhkannya adalah suatu amal shaleh yang pahalanya lebih besar dibanding dengan amal shaleh yang dilakukan di luar bulan puasa. Jadi berdasarkan fatwa itu donor darah itu tidak membatalkan puasa.
Memasuki pekan kedua bulan puasa biasanya PMI mulai kehabisan stok darah di tempat penyimpanan. Hal itu bisa terjadi karena banyak masyarakat yang belum teredukasi menganai fatwa tersebut ditambah rasa enggan untuk menjadi pendonor. Pada sisi lain kebutuhan darah tetap jalan bahkan cenderung meningkat.
Pada fase itu banyak anggapan atau tudingan PMI tidak mempersiapkannya. Apa memang benar PMI tidak siap?
Palang Merah Indonesia melalui UDD terus berupaya memerbaiki pelayanan kepada masyarakat yang membutuhkan darah. Beberapa diantaranya adalah dengan membuka pelayanan selama 24 jam di sejumlah UDD, mobilisasi mobil UDD, pembukaan gerai donor darah dan kegiatan lainnya. Meskipun demikian atensi masyarakat yang menjadi kuncinya.
Darah yang ada di tempat penyimpanan dan Bank darah pada dasarnya adalah sumbangan para pendonor. Ketika pendonor berkurang sedangkan kebutuhan meningkat maka stok akan menipis bahkan habis.
Saat PMI kehabisan stok darah tapi permintaan darah tetap banyak maka UDD PMI akan meminta keluarga atau kerabat orang yang mebutuhkan darah untuk membawa donor langsung atau pengganti? Loh apa itu? Jadi keluarga harus bawa orang buat jadi donor? Bisa langsung buat tranfusi dong?
Pada dasarnya proses pengambilan darah donor langsung atau donor pengganti sama dengan donor sukarela namun yang membedakan adalah untuk siapa darah itu diberikan. Pada prinsipnya DDS menyumbangkan darahnya secara sukarela dan memperbolehkan siapa saja menggunakan darah tersebut. Sedangkan donor langsung biasanya sudah mengatahui siapa yang akan menerima darahnya. Ia menyumbangkan darahnya pada orang yang ia kenal atau pada orang yang meminta ia untuk mendonorkan darahnya. Darah yang diberikan oleh pendonor langsung akan dicatat oleh petugas UDD PMI sehingga darahnya akan diterima oleh yang dikehendaki donor langsung.
Setelah melaksanakan proses pengambilan darah atau donor, darah yang kita sumbangkan tidak serta merta langsung dapat digunakan. Mengapa demikian?
Untuk menjaga keamanan darah terhadap resiko penularan infeksi dari donor kepada pasien penerima darah, setiap kantong darah harus diuji saring terhadap infeksi, antara lain terhadap Sifilis, Hepatitis B, Hepatitis C dan HIV.
Uji saring Sifilis telah dilaksanakan sejak tahun 1975 dan saat ini ditujukan terhadap antibodi treponema pallidum menggunakan reagensia TPHA. Uji saring Hepatitis B ditujukan terhadap HBsAg, Hepatitis C terhadap anti-HCV dan HIV terhadap anti-HIV. Metoda uji saring yang digunakan adalah Elisa (70% donasi), Rapid Test (30% donasi) dan NAT. Hal tersebut yang menyebabkan kita harus menunggu sekira 10 hingga 12 jam paska donor agar darah tersebut bisa digunakan untuk transfusi.
Ada anggapan PMI Jualan Darah?? Waah Parah, PMI katanya organisasi kemanusiaan ko jual darah? Kalo dipikir-pikir bener juga yah kita kasih darah gratis pas butuh harus bayar? Paling kalo donor dapet telur susu sama roti? Wah PMI untung banyak nih monopoli darah?...
Dalam memberikan pelayanan transfusi darah yang aman kepada masyarakat PMI harus mengelola dan menjamin darah untuk pasien aman dari segala macam penyakit. Pengelolaan darah tersebut membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Sebut saja, mulai dari proses awal seperti ketersediaan formulir calon donor, kapas, dan alat untuk mengecek Hb donor, jarum, selang dan kantong yang digunakan untuk proses donor dan menyimpan darah, tentu harus dibeli dan harganya tidak murah.
Belum lagi berbagai komponen yang diperlukan untuk memeriksa darah di laboratorium, menyimpan darah di tempat khusus dengan suhu dan kondisi lain yang terjadi, hingga proses pengecekan kecocokan darah yang tersedia dengan donor darah sampai dengan proses transfusi, juga membutuhkan biaya. Termasuk tentunya, bagaimana prosedur pemusnahan darah yang tidak layak digunakan, juga membutuhkan biaya operasional.
Biaya ini berasal dari subsidi pemerintah maupun subsidi PMI. Sisanya? Dibebankan kepada pasien. Susa beban biaya yang tidak tersubsidi ini dinamakan Biaya Penggantian Pengelolaan Darah (BPPD) atau service cost. Jadi, bukan menjual darah melainkan menggantikan biaya pengolahan darah agar aman untuk ditransfusikan kepada pasien. Adapun komponen darahnya sendiri tidak dikenakan biaya.
Jadi itu alasannya mengapa kita harus membayar sejumlah uang saat butuh darah. Bukan untuk beli darah tapi biaya pengolahan darah yang tidak murah.
Setelah mengetahui fakta dan pelbagai macam hal yang sering kita jumpai mengenai donor dan transfusi darah. Sekarang tugas kita untuk mengedukasi ayah, ibu, saudara, teman, pacar, gebetan, mantan, modusan, masyarakat atau siapa saja tentang informasi ini. Sehingga kita tidak memiliki persepsi buruk terhadap PMI terlebih saat kita sedang membutuhkan darah.
Selain itu jangan lupa ayo kita jadi donor darah sukarela karena Bila kita berdonor darah secara rutin maka sel darah pendonor akan mengalami regenerasi lebih cepat, selalu baru dan segar. Pastinya donor darah baik untuk tubuh karena dengan donor darah kita bisa menjaga kesehatan jantung, meningkatkan produksi sel darah merah, membantu menurunkan berat badan, mendapatkan kesehatan psikologis, mendeteksi penyakit serius dan masih banyak lagi manfaatnya loh.
Ayo jadi donor darah. Kita Sehat, Mereka Selamat.
*Satria Loka Widjaya, Korps Sukarela Unit Markas PMI Kota Jakarta Barat
Sumber: www.pmi.or.id
Kalimat tersebut merupakan beberapa pertanyaan yang sering dilontarkan masyarakat saat bulan Ramadhan datang. Terlebih ketika kerabat mereka kesulitan mendapatkan darah di bulan yang penuh hikmah ini.
Seperti yang kita ketahui darah merupakan anugerah dari Allah SWT sebagai pencipta manusia. Meskipun teknologi saat ini sudah maju namun hingga detik ini belum ada pabrik yang mampu membuat darah. Hanya kita sebagai manusia yang dapat memproduksinya, di dalam tubuh kita tentunya.
Jadi saat persediaan darah di PMI atau Bank darah menipis sedangkan permintaan darah meningkat, apa yang bisa kita lakukan? Donor Darah adalah jawabannya. Kita bisa membantu orang yang sedang bertarung dengan penyakit atau bahkan berada pada situasi kritis, dengan darah kita. Selain dapat menolong orang lain donor darah itu bisa menyehatkan tubuh.
Selain bisa mendonorkan darah melalui 211 Unit Donor Darah (UDD) di 210 kabupaten dan kota se-Indonesia, PMI juga menyediakan kemudahan lainnya. Sejak pertengahan Juni 2010, PMI telah membuat Gerai Donor Darah dengan harapan akan memudahkan masyarakat untuk mendonorkan darahnya di tempat-tempat publik dan pusat-pusat keramaian di tengah kota, yaitu Mal dan Kampus.
Hingga kini Gerai Donor Darah telah beroperasi di Mal Senayan City dan di Pasar Tanah Abang (Jakarta), Mal Metropolitan Bekasi (Jawa Barat), Mal Tunjungan Plaza 2 di Surabaya (Jawa Timur), dan di Mal Ratu Indah Makassar (Sulawesi Selatan). Untuk Gerai Donor Darah di kampus terdapat di Universitas Trisakti Gedung C (Jakarta) dan Kampus Universitas Hasanuddin Makassar (Sulawesi Selatan).
Untuk warga DKI Jakarta Kita bisa mendatangi Unit Donor Darah (UDD) PMI di tempat tinggal kita, misalnya di Jakarta bisa ke PMI Provinsi DKI Jakarta di Jalan Kramat Raya nomor 47, Senen, Jakarta. Khusus Bulan Ramadhan ini mobil unit donor darah akan mendatangi masjid di beberapa kawasan di Ibukota. Jadi kita tetap bisa donor darah selepas ibadah sholat tarawih.
Kalo tetiba ada kerabat yang butuh darah padahal sedang puasa kita tetap bisa mendonorkan darah. Loh bagaimana dengan puasa kita? Batal ga yah?
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi DKI Jakarta tertanggal 22 Rabi’ul Akhir 1421 H atau tanggal 24 Juli 2000 M. “Pengeluaran darah dari orang yang sedang menunaikan ibadah puasa, tidak membatalkan atau mengurangi kesempurnaan ibadah puasa orang yang bersangkutan”. Bahkan ditinjau dari sudut fadilah atau keutamaan, memberikan sumbangan darah oleh orang yang sedang berpuasa kepada orang yang membutuhkannya adalah suatu amal shaleh yang pahalanya lebih besar dibanding dengan amal shaleh yang dilakukan di luar bulan puasa. Jadi berdasarkan fatwa itu donor darah itu tidak membatalkan puasa.
Memasuki pekan kedua bulan puasa biasanya PMI mulai kehabisan stok darah di tempat penyimpanan. Hal itu bisa terjadi karena banyak masyarakat yang belum teredukasi menganai fatwa tersebut ditambah rasa enggan untuk menjadi pendonor. Pada sisi lain kebutuhan darah tetap jalan bahkan cenderung meningkat.
Pada fase itu banyak anggapan atau tudingan PMI tidak mempersiapkannya. Apa memang benar PMI tidak siap?
Palang Merah Indonesia melalui UDD terus berupaya memerbaiki pelayanan kepada masyarakat yang membutuhkan darah. Beberapa diantaranya adalah dengan membuka pelayanan selama 24 jam di sejumlah UDD, mobilisasi mobil UDD, pembukaan gerai donor darah dan kegiatan lainnya. Meskipun demikian atensi masyarakat yang menjadi kuncinya.
Darah yang ada di tempat penyimpanan dan Bank darah pada dasarnya adalah sumbangan para pendonor. Ketika pendonor berkurang sedangkan kebutuhan meningkat maka stok akan menipis bahkan habis.
Saat PMI kehabisan stok darah tapi permintaan darah tetap banyak maka UDD PMI akan meminta keluarga atau kerabat orang yang mebutuhkan darah untuk membawa donor langsung atau pengganti? Loh apa itu? Jadi keluarga harus bawa orang buat jadi donor? Bisa langsung buat tranfusi dong?
Pada dasarnya proses pengambilan darah donor langsung atau donor pengganti sama dengan donor sukarela namun yang membedakan adalah untuk siapa darah itu diberikan. Pada prinsipnya DDS menyumbangkan darahnya secara sukarela dan memperbolehkan siapa saja menggunakan darah tersebut. Sedangkan donor langsung biasanya sudah mengatahui siapa yang akan menerima darahnya. Ia menyumbangkan darahnya pada orang yang ia kenal atau pada orang yang meminta ia untuk mendonorkan darahnya. Darah yang diberikan oleh pendonor langsung akan dicatat oleh petugas UDD PMI sehingga darahnya akan diterima oleh yang dikehendaki donor langsung.
Setelah melaksanakan proses pengambilan darah atau donor, darah yang kita sumbangkan tidak serta merta langsung dapat digunakan. Mengapa demikian?
Untuk menjaga keamanan darah terhadap resiko penularan infeksi dari donor kepada pasien penerima darah, setiap kantong darah harus diuji saring terhadap infeksi, antara lain terhadap Sifilis, Hepatitis B, Hepatitis C dan HIV.
Uji saring Sifilis telah dilaksanakan sejak tahun 1975 dan saat ini ditujukan terhadap antibodi treponema pallidum menggunakan reagensia TPHA. Uji saring Hepatitis B ditujukan terhadap HBsAg, Hepatitis C terhadap anti-HCV dan HIV terhadap anti-HIV. Metoda uji saring yang digunakan adalah Elisa (70% donasi), Rapid Test (30% donasi) dan NAT. Hal tersebut yang menyebabkan kita harus menunggu sekira 10 hingga 12 jam paska donor agar darah tersebut bisa digunakan untuk transfusi.
Ada anggapan PMI Jualan Darah?? Waah Parah, PMI katanya organisasi kemanusiaan ko jual darah? Kalo dipikir-pikir bener juga yah kita kasih darah gratis pas butuh harus bayar? Paling kalo donor dapet telur susu sama roti? Wah PMI untung banyak nih monopoli darah?...
Dalam memberikan pelayanan transfusi darah yang aman kepada masyarakat PMI harus mengelola dan menjamin darah untuk pasien aman dari segala macam penyakit. Pengelolaan darah tersebut membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Sebut saja, mulai dari proses awal seperti ketersediaan formulir calon donor, kapas, dan alat untuk mengecek Hb donor, jarum, selang dan kantong yang digunakan untuk proses donor dan menyimpan darah, tentu harus dibeli dan harganya tidak murah.
Belum lagi berbagai komponen yang diperlukan untuk memeriksa darah di laboratorium, menyimpan darah di tempat khusus dengan suhu dan kondisi lain yang terjadi, hingga proses pengecekan kecocokan darah yang tersedia dengan donor darah sampai dengan proses transfusi, juga membutuhkan biaya. Termasuk tentunya, bagaimana prosedur pemusnahan darah yang tidak layak digunakan, juga membutuhkan biaya operasional.
Biaya ini berasal dari subsidi pemerintah maupun subsidi PMI. Sisanya? Dibebankan kepada pasien. Susa beban biaya yang tidak tersubsidi ini dinamakan Biaya Penggantian Pengelolaan Darah (BPPD) atau service cost. Jadi, bukan menjual darah melainkan menggantikan biaya pengolahan darah agar aman untuk ditransfusikan kepada pasien. Adapun komponen darahnya sendiri tidak dikenakan biaya.
Jadi itu alasannya mengapa kita harus membayar sejumlah uang saat butuh darah. Bukan untuk beli darah tapi biaya pengolahan darah yang tidak murah.
Setelah mengetahui fakta dan pelbagai macam hal yang sering kita jumpai mengenai donor dan transfusi darah. Sekarang tugas kita untuk mengedukasi ayah, ibu, saudara, teman, pacar, gebetan, mantan, modusan, masyarakat atau siapa saja tentang informasi ini. Sehingga kita tidak memiliki persepsi buruk terhadap PMI terlebih saat kita sedang membutuhkan darah.
Selain itu jangan lupa ayo kita jadi donor darah sukarela karena Bila kita berdonor darah secara rutin maka sel darah pendonor akan mengalami regenerasi lebih cepat, selalu baru dan segar. Pastinya donor darah baik untuk tubuh karena dengan donor darah kita bisa menjaga kesehatan jantung, meningkatkan produksi sel darah merah, membantu menurunkan berat badan, mendapatkan kesehatan psikologis, mendeteksi penyakit serius dan masih banyak lagi manfaatnya loh.
Ayo jadi donor darah. Kita Sehat, Mereka Selamat.
*Satria Loka Widjaya, Korps Sukarela Unit Markas PMI Kota Jakarta Barat
Sumber: www.pmi.or.id