Senin, 14 Februari 2011

The Caterpillar

Ketika Allah SWT akan menciptakan sebuah ruh. “Jika aku hendak menciptakanmu ke bumi, ingin menjadi apa kau?” Allah bertanya kepada ruh tersebut. “aku mau diciptakan menjadi sesuatu yang indah, sedap dipandang, menjadi pusat perhatian dan kehadiran ku selalu membuat orang lain senang”. Jawab ruh tersebut dengan penuh harap.

“Kun Fayakun”, terciptalah seekor ulat bulu dengan bentuk tubuh yang buruk rupa. Alangkah kaget bukan main ulat tersebut, ketika menyadari bahwa kenyataan tidak sesuai dengan apa yang ia harapkan. Tak ada seorang pun yang mengiginkan keberadaanya, manusia mencoba membunuhnya karena bentuk dan rasa gatal yang ia hasilkan. Rasa jijik pun menjadi perspektif nyata ketika manusia berjumpa, terlebih mangsa yang selalu mengintai untuk memakannya.


Tak banyak yang ia dapat lakukan, selain memaki dan menggerutu. “ Ya Allah mengapa engkau ciptakan aku seperti ini, bukankah engkau yang menawarkan aku untuk meminta kepadamu. Mengapa tak engkau ciptakan aku, seperti keinginanku. mengapa engkau meninggalkan aku, setelah menciptakan ku. mengapa aku harus menjalani kehidupan seperti ini ya Allah ” ucapnya dengan gelora amarah, dipenghujung malam ketika lingkaran malam berbinar dengan cerah.

Mau, tak mau ia menjalani kehidupan yang pahit ini, melata dan terus melata, dari pohon satu kepohon lainya. Dengan penuh kesabaran dan ia pun menjalaninya, hingga ia pun menemukan sebuah dahan yang pas untuk melakukan metamorfosis. Ulat itupun mulai mengeluarkan suteranya dikit demi sedikit, dan akhirnya tubuhnya yang buruk rupa punn tertutup oleh benang sutera yang ia hasilkan.

Satu bulan berlalu, terjadi pergerakan pada kepompong yang menutupi ulat si buruk rupa. Dengan terengah-engah dan usaha serta tekat yang kuat, keluarlah sosok kupu-kupu yang cantik dan menawan. Seekor kupu-kupu yang akan mewarnai indahnya alam semesta ini. 

Banyak orang yang mengagumi keindahan dan rupanya yang sangat menyejukan hati. Sayapnya yang menawan membuat detak kagum dan tawa canda penikmatnya, dunia menjadi lebih indah akan kehadirannya. Dalam keceriaan hatinya, teringat ketika ia meminta dan berharap kepada Allah saat ia masih berupa ruh. Ia pun menyadari bahwa Allah akan mengabulkan setiap permintaaan dan harapan makhluk-Nya. Tentunya dengan kesabaran dan keikhlasan hati menjalani sebuah proses untuk mencapai seluruh keinginan dan harapan. Karena semuanya akan indah pada waktunya.

G+

Tidak ada komentar :

Posting Komentar